Bisnis Indonesia, 19 Januari 2017
JAKARTA — PT BNI Life Insurance membukukan pendapatan premi Rp4,74 triliun sepanjang 2016, atau tumbuh 46% jika dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya.
Wakil Direktur Utama PT BNI Life Insurance (BNI Life) Geger N. Maulana mengatakan segmen ritel menjadi penyumbang terbesar terhadap total premi yang berhasil dikumpulkan perseroan sepanjang tahun lalu.
“Dari total premi Rp4,74 triliun, kontribusi bisnis individu yang paling besar yaitu sekitar 75%, sedangkan 25% sisanya dari bisnis kumpulan atau group corporate,” kata Geger kepada Bisnis, Rabu (18/1).
Dia mengungkapkan sepanjang 2017 perseroan menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan premi sekitar 40%—50%, atau tumbuh di atas rata-rata industri. Menurutnya, untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan mendorong pertumbuhan melalui produk dengan premi reguler.
“Melalui langkah tersebut, kami meyakini pertumbuhan premi bisnis baru bisa lebih cepat. Saat ini, nasabah BNI Life lebih dominan membeli produk single premium,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Life Budi T.A. Tampubolon menargetkan perusahaannya bisa menduduki posisi lima besar perusahaan asuransi jiwa kategori new business premium pada 2019.
Dia menuturkan, dalam ranking yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per kuartal III/2016, BNI Life menempati posisi kesembilan.
Guna mengatrol posisi menjadi lima besar, Budi mengungkapkan selain fokus kepada peningkatan premi reguler, perusahaan juga mencoba mengatasi sejumlah tantangan klasik bisnis asuransi seperti perbaikan awareness maupun masih belum kuatnya daya beli masyarakat.
“BNI Life juga berupaya memberikan hasil investasi terbaik kepada pemegang polis. Kinerja investasi yang baik turut mendongkrak kepercayaan nasabah untuk mempercayakan perlindungan jiwa dan investasinya di BNI Life,” ujarnya.
Adapun untuk menjaga kepercayaan nasabah, dia mengungkapkan BNI Life juga memberikan kemudahan klaim. Dia menegaskan klaim di bawah Rp10 juta yang telah memenuhi berkas administrasi akan diganti biayanya hanya dalam 27 menit.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim memperkirakan pendapatan industri asuransi pada 2017 bisa bertumbuh 20% dari capaian tahun sebelumnya. Beberapa faktor pendorongnya antara lain adalah meningkatnya pendapatan premi yang dipicu oleh pertumbuhan penjualan dari saluran bancassurance.