Diffuser sedang menjadi tren seiring maraknya penggunaan aromaterapi. Namun, ada baiknya bila Anda mengenali jenis dan kegunaan diffuser terlebih dahulu sebelum membelinya. Hal ini dilakukan agar Anda tidak salah pilih dan bisa memperoleh manfaat yang maksimal dari aromaterapi yang digunakan.
Diffuser adalah alat yang berfungsi untuk mengubah minyak esensial menjadi uap wangi atau aromaterapi dan menyebarkannya di udara, sehingga lebih mudah dihirup. Penggunaan diffuser di dalam ruangan dapat menciptakan suasana yang nyaman. Oleh karena itu, alat ini kerap digunakan untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
Jenis-Jenis Diffuser
Ada berbagai jenis diffuser yang bisa digunakan bersama minyak esensial sebagai aromaterapi, di antaranya:
1. Diffuser lilin (candle diffuser)
Diffuser lilin adalah jenis diffuser paling tradisional yang mudah ditemukan dan memiliki harga yang cukup terjangkau. Diffuser jenis ini memanfaatkan suhu panas untuk menghasilkan uap aromaterapi.
2. Diffuser keramik (ceramic diffuser)
Sesuai namanya, diffuser ini terbuat dari keramik atau tanah liat. Berbeda dengan jenis diffuser lilin yang memanfaatkan suhu panas, diffuser keramik memanfaatkan gelombang suara ultrasonik untuk mengubah cairan minyak esensial menjadi uap aromaterapi.
3. Reed diffuser
Reed diffuser biasanya dijual satu paket dengan botol minyak aromaterapi. Jenis diffuser ini terbilang unik karena tidak memanfaatkan suhu panas atau listrik, melainkan menggunakan batang rotan.
4. Electric diffuser
Sama halnya dengan dengan ceramic diffuser dan reed diffuser, electric diffuser tidak menggunakan energi panas.
5. Nebulizer diffuser
Nebulizer diffuser bekerja dengan cara memecah minyak esensial menjadi molekul kecil sebelum menyebarkannya ke dalam ruangan. Perangkat ini memiliki botol kaca silinder di bagian tengahnya sehingga terkesan elegan.
6. Ultrasonic diffuser
Ultrasonic diffuser bekerja dengan cara menghasilkan kabut halus sehingga mudah dilepaskan ke udara. Jenis diffuser ini juga berfungsi untuk melembapkan udara ruangan yang kering.
Penting untuk diingat bahwa diffuser tidak terbukti aman dan efektif digunakan sebagai metode untuk menguapkan cairan antiseptik guna mensterilkan udara. Hal ini justru berisiko menimbulkan efek samping, seperti iritasi pada saluran pernapasan dan mata.
Penggunaan diffuser sejauh ini hanya bermanfaat untuk mengoptimalkan manfaat minyak esensial. Aroma yang tersebar akan merangsang indra penciuman serta memengaruhi emosi dan sistem saraf. Namun, hal ini tergantung jenis aromaterapi yang digunakan.
Agar tetap aman, gunakanlah diffuser sesuai dengan petunjuk penggunaan dan bersihkan setelah digunakan. Batasi penggunaan diffuser agar tidak terlalu lama, yaitu sekitar 30–60 menit. Saat menggunakan diffuser, pastikan pula ruangan tempat diffuser digunakan memiliki ventilasi yang baik.
Sumber:Alodokter