Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sepertinya masih akan terus berlangsung sampai waktu yang belum bisa ditentukan, termasuk di Indonesia. Per tanggal 31 Januari lalu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan bahwa Indonesia telah resmi memasuki gelombang ketiga COVID-19 berkat kenaikan kasus yang sangat pesat. Ternyata, penyebab cepatnya laju peningkatan kasus harian ini disebabkan oleh varian virus baru yaitu Omicron. Varian Omicron ini juga menghasilkan gejala Covid yang berbeda dari varian-varian sebelumnya.
Yuk, ketahui lebih lengkapnya lewat artikel ini!
Omicron merupakan varian baru dari penyakit COVID-19 yang telah tersebar ke seluruh dunia selama 3 tahun belakangan. Varian baru ini pertama kali ditemukan pada November 2021 di Botswana dan Afrika Selatan. Dilansir dari New York Times, hingga saat ini terdapat 165 negara yang telah terpapar varian baru ini. Dalam medis, varian Omicron juga dikenal dengan nama ‘B.1.1.529’ dan dianggap oleh World Health Organization (WHO) sebagai varian yang perlu diwaspadai.
Mengapa begitu?
Sebab, struktur virus dengan varian Omicron terdiri dari banyak mutasi, yaitu lebih dari 50 mutasi. Berbeda dengan varian Delta yang hanya terdiri dari 7 mutasi. Mutasi tersebut memungkinkan penyebaran virus dengan cepat, membuat virus menghindari antibodi yang dibentuk lewat vaksinasi, hingga mengganggu daya tahan tubuh.
Ada 3 fakta tentang Omicron yang membedakannya dengan varian-varian COVID-19 sebelumnya, yaitu:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebaran varian Omicron amatlah cepat. Bahkan, dinilai tiga kali lebih cepat jika dibandingkan dengan penyebaran varian Delta. Seseorang yang terpapar varian Omicron sangat mungkin untuk menyebarkan virus tersebut ke orang yang bahkan sudah divaksinasi dan tidak bergejala sekalipun.
Keparahan penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron cenderung lebih ringan apabila dibandingkan dengan varian Delta. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penderita yang hanya mengalami gejala Covid yang ringan. Namun, ada pula mereka yang tingkat keparahan penyakitnya cenderung tinggi, sehingga Anda tetap harus berhati-hati akan varian yang satu ini.
Varian Omicron juga ternyata mencetak kasus kematian harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian COVID-19 yang sebelumnya. Terbukti pada 18 Februari 2022, kematian yang disebabkan oleh COVID-19 bertambah 206 kasus, meningkat 50 kali lipat sejak awal Januari lalu. Hal yang sama terjadi pada negara lain seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Brazil melansir World Economic Forum.
Tak hanya karakteristik saja yang berbeda dengan varian sebelumnya yaitu Delta, gejala Covid varian Omicron juga berbeda. Bahkan, gejala Covid varian Omicron yang kerap dirasakan penderitanya cenderung lebih ringan dan seringkali dianggap sepele, padahal sebenarnya tetap membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Nah, berikut ini adalah 6 gejala utamanya, yaitu:
Sebenarnya, demam sudah menjadi salah satu gejala sejak awal munculnya COVID-19. Tingkatannya juga beragam, mulai dari ringan hingga sedang, bahkan ada yang baru membaik setelah berhari-hari. Pada varian Omicron, umumnya demam yang timbul berskala ringan dan tidak memiliki efek samping yang panjang pada tubuh.
Varian Omicron juga tidak menutup kemungkinan untuk memberikan gejala Covid berupa gangguan pencernaan. Meski baru ditemukan di beberapa kasus Omicron, gejala ini tidak bisa disepelekan. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), varian Omicron juga bisa menimbulkan diare dan masalah perut lainnya yang disebabkan oleh peradangan.
Gejala Covid varian Omicron yang selanjutnya adalah kelelahan, serupa dengan varian yang pernah ada sebelumnya. Pengidap varian Omicron biasanya akan merasa mudah lelah dan minimnya keinginan untuk bergerak dan beraktivitas. Akan tetapi, gejala yang satu ini tidak selalu mengindikasikan COVID-19, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya.
Mayoritas penderita varian Omicron tidak terpapar gejala anosmia, atau keadaan di mana kemampuan indera penciuman menurun atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Hal ini berbeda dengan varian COVID-19 sebelumnya yang hampir selalu menimbulkan gejala anosmia. Oleh karena itu, kini anosmia sudah bukan lagi menjadi gejala utama.
Masih sama dengan varian COVID-19 yang pernah ada sebelumnya, gejala yang juga menghampiri para penderita COVID-19 varian Omicron adalah batuk. Tipe batuk yang dirasakan umumnya merupakan batuk kering yang tidak berdahak.
Terakhir yang menjadi gejala Covid varian Omicron adalah tenggorokan gatal. Biasanya, gejala ini muncul di awal dengan keluhan adanya rasa gatal atau sakit pada tenggorokan. Gejala Covid ini juga menjadi salah satu yang paling banyak ditemukan pada pengidap varian Omicron.
Selain selalu menjaga kesehatan diri Anda dan keluarga dari bahaya dan gejala Covid varian Omicron, Anda juga harus memperhatikan proteksi jiwa melalui produk asuransi jiwa terbaru dari BNI Life yaitu BNI Life Plan Multi Protection Plus (BLPM Plus). Produk ini merupakan produk asuransi jiwa berbasis unit link, sehingga memiliki manfaat ganda yang bisa Anda peroleh yaitu manfaat meninggal dunia dan manfaat investasi.
Dengan premi minimal sebesar Rp200.000,00, Anda juga berkesempatan memperoleh manfaat lainnya seperti uang pertanggungan sampai dengan 200 kali premi dasar hingga perlindungan dari berbagai penyakit kritis, rawat inap, kecelakaan, bahkan terbebas dari pembayaran premi apabila orang tua atau pasangan Anda terkena penyakit kritis.
Yuk, tetap jalankan protokol kesehatan untuk menghindari gejala Covid dan jangan lupa untuk mengaktifkan asuransi jiwa unit link BNI Life Plan Multi Protection Plus!
Input Video : https://www.youtube.com/watch?v=VrfF_FUCMcM