Menjaga Kesehatan
Mengenali Berbagai Jenis Tes Kesehatan Mental untuk Mencegah Risiko Depresi
14 Jun 2024
Mengenali Berbagai Jenis Tes Kesehatan Mental untuk Mencegah Risiko Depresi
14 Jun 2024

Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Untuk mencegah risiko depresi, penting bagi individu untuk melakukan cek kesehatan mental secara rutin. 


Berbagai jenis cek kesehatan mental dapat membantu mengidentifikasi gejala awal depresi dan gangguan lainnya, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih dini. Kenali lebih jauh tentang jenis-jenis tes dan cara mengecek kesehatan mental yang efektif untuk mencegah risiko depresi.


Alat Tes Kesehatan Mental 

Pada umumnya, pengecekan kesehatan mental dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis tes yaitu:


  1. Beck Depression Inventory (BDI)
    Tes ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh tingkat keparahan depresi seseorang. Dalam tes ini terdapat 21 pertanyaan pilihan ganda yang perlu dijawab.

    Secara umum, tes ini dapat diselesaikan dalam waktu 10 menit dan dapat dipergunakan oleh individu mulai dari usia 13 sampai 80 tahun. Skor yang dihasilkan membantu mengidentifikasi tingkat keparahan depresi.

  2. Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9)
    PHQ-9 adalah alat penilaian yang terdiri dari 9 pertanyaan yang dirancang untuk menilai gejala depresi. Setiap pertanyaan berkaitan dengan salah satu kriteria diagnosis depresi dari DSM-5. 


    Individu diminta untuk menjawab 9 pertanyaan pendek dengan skala 0 (tidak pernah) hingga 3 (hampir setiap hari). Alat ini sering digunakan dalam pengaturan klinis dan dapat diakses secara online untuk penilaian mandiri.

  3. Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7)
    Tes ini merupakan tes skrining awal untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang secara umum. Meskipun fokus utamanya pada kecemasan, GAD-7 juga dapat membantu mengidentifikasi gejala depresi karena kecemasan dan depresi seringkali tumpang tindih. 

    Alat ini terdiri dari 7 pertanyaan yang menilai tingkat kecemasan seseorang. Skor akhir akan menunjukkan tingkat kecemasan dengan rincian:

    - Skor 0-4 artinya tidak mengalami kecemasan
    - Skor 5-9 artinya mengalami kecemasan ringan
    - Skor 10-14 artinya mengalami kecemasan sedang
    - Skor 15-21 artinya mengalami kecemasan berat

  4. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
    Tes MMPI merupakan salah satu tes yang umum  dipergunakan untuk menilai kondisi kesehatan mental seseorang. Tes ini juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kondisi kejiwaan seseorang misalnya untuk menentukan apakah individu tersebut mengalami depresi, kecemasan, hingga skizofrenia.

    Tes MMPI terdiri dari beberapa jenis yaitu:
    - Tes MMPI-2 sebagai standar tes untuk orang dewasa
    - Tes MMPI-2-RF yaitu tes yang serupa dengan MMPI-2 dengan jumlah pertanyaan yang lebih sedikit
    - Tes MMPI-A untuk anak-anak dan remaja usia14-18 tahun
    - Tes MMPI-A-RF sebagai versi pendek dari tes MMPI-A
    - Tes MMPI-3 sebagai versi terbaru dari MMPI yang resmi dikeluarkan pada tahun 2020

  5. Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)
    Tes ini diberikan untuk mengukur tingkat depresi seseorang sebelum, saat, dan setelah menjalani perawatan. Tes ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional.

    Pada tes ini, individu diminta untuk mengerjakan 21 pernyataan dalam waktu sekitar 20 menit. Hasil tes dapat menunjukkan tingkat depresi individu tersebut dengan skor:

    - 10-13, mengalami depresi ringan
    - 14-17, mengalami depresi ringan menengah
    - Lebih dari 17, mengalami depresi tingkat menengah menuju berat

  6. Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator (STEPI)
    STEPI merupakan tes kesehatan mental yang digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap gejala skizofrenia pada individu. Tes ini terdiri dari 17 pertanyaan seputar kehidupan sehari-hari individu untuk melihat apakah ada kecenderungan halusinasi.

  7. Montgomery-Asberg Depression Rating Scale (MADRS)
    Tes ini mengukur tingkat depresi pada individu yang berusia 18 tahun ke atas. Tes ini terdiri dari 18 item dengan skor penilaian yang diadaptasi dari Hamilton Depression Rating Scale. Secara umum, pengerjaan tes ini memakan waktu sekitar20 hingga 30 menit.

  8. EQ-5D
    EQ-5D merupakan alat tes atau instrumen yang dipergunakan untuk menggambarkan kualitas kesehatan hidup seseorang. Tes ini mengukur 5 aspek yaitu kemampuan pergerakan, perawatan diri, kegiatan sehari-hari, rasa sakit atau tidak nyaman, dan kecemasan atau depresi.

    Tes ini dikembangkan oleh para peneliti Eropa dan tersedia dalam dua versi yaitu:
    - Versi dewasa untuk individu berusia 16 tahun ke atas
    - Versi anak-anak untuk individu berusia 8 hingga 15 tahun

  9. Pemeriksaan Klinis oleh Profesional
    Pemeriksaan kesehatan mental yang satu ini dilakukan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, ataupun psikiater. Jenis pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa:

    - Structured clinical interview for DSM (SCID) berupa wawancara klinis terstruktur berdasarkan kriteria DSM-5 yang dilakukan untuk mendiagnosis berbagai gangguan mental, termasuk depresi. 
    - Mini international neuropsychiatric interview (MINI) berupa wawancara singkat dalam waktu 15-30 menit yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental utama, termasuk depresi.
    - Observasi klinis yang mencakup penilaian terhadap perilaku, ekspresi wajah, dan komunikasi verbal maupun non-verbal yang dapat menunjukkan tanda-tanda depresi.


Melakukan pemeriksaan kesehatan mental adalah langkah penting dalam pencegahan dan penanganan depresi. Berbagai alat dan metode, mulai dari penilaian mandiri hingga observasi klinis yang dilakukan oleh tenaga profesional dapat membantu mengidentifikasi gejala awal dan memberikan intervensi yang tepat. 


Dengan memahami jenis-jenis tes dan cara memeriksa kesehatan mental yang tersedia, kamu dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah risiko depresi. Untuk hasil pemeriksaan yang lebih terjamin, jangan ragu untuk menghubungi tenaga profesional terdekat. Kamu akan mendapatkan pemeriksaan secara lebih menyeluruh dan apabila ditemukan hal-hal yang menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan mental, kamu dapat segera mengambil tindakan atau intervensi yang terbaik demi kesehatan mental kamu kini dan nanti.