Menjaga Kesehatan
Gejala dan Pencegahan Disleksia yang Dialami Anak
05 Oct 2023
Gejala dan Pencegahan Disleksia yang Dialami Anak
05 Oct 2023

Disleksia adalah gangguan pembacaan yang sering terjadi pada anak-anak, dan biasanya akan berdampak signifikan pada perkembangan literasi mereka. Gejala disleksia dapat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya, dan sering kali sulit dideteksi pada usia dini. Artikel ini akan membahas gejala disleksia yang umum terjadi pada anak beserta saran pencegahannya. 

Gejala Disleksia pada Anak

Gejala disleksia bisa beragam, bergantung pada tingkat keparahannya dan usia anak yang bersangkutan, Meskipun gejala disleksia bervariasi di setiap anak, namun, penting untuk memahami gejala-gejala umum disleksia pada anak agar dapat memberikan bantuan yang diperlukan untuk perkembangan literasi anak: 

  1. Kesulitan dalam Membaca dengan Lancar
    Salah satu gejala paling mencolok dari disleksia adalah kesulitan dalam membaca dengan lancar. Anak-anak dengan disleksia seringkali melambat saat membaca, mengalami kesulitan mengenali kata-kata umum, dan terkadang bisa terbaca terbalik. 

  2. Kesulitan Mengenali Bunyi dan Huruf 
    Anak-anak dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali bunyi yang sesuai dengan huruf atau kelompok huruf tertentu. Mereka mungkin sering salah dalam menyebutkan bunyi huruf. 

  3. Mengeja dengan Kesulitan
    Mengeja kata-kata bisa menjadi tugas yang sangat sulit bagi anak-anak dengan disleksia. Mereka mungkin sering melakukan kesalahan pengejaan yang signifikan. 

    Contohnya ketika mereka berusaha mengucapkan kata “gajah,” mereka sering mengucapkannya sebagai “gagah”. Pola kesalahan ini berulang.

  4. Ragu dan Lambat ketika Berbicara
    Ketika berbicara, anak dengan disleksia seringkali menjadi lambat dan merasa ragu karena mereka mengalami kesulitan dalam memproses susunan huruf. 

  5. Kesulitan Membaca dengan Cepat 
    Membaca dengan cepat adalah keterampilan penting dalam literasi. Anak-anak dengan disleksia sering membaca dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada teman-teman sebayanya. 

  6. Tidak Bisa Membedakan Beberapa Huruf yang Mirip
    Terkadang, mereka melihat huruf-huruf dalam bentuk yang terbalik, seperti “b” yang terlihat seperti “p,” atau mereka bisa mengeja kata-kata secara terbalik, seperti “daku” daripada “kuda,” dan sebagainya.

  7. Lambat dalam Menulis
    Tidak hanya membaca, anak-anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam menulis, bahkan hingga pada tingkat kesulitan menulis namanya sendiri. Misalnya jika namanya adalah “Andi,” maka mereka mungkin menulisnya sebagai “4ndi.”

  8. Kesulitan dalam Menyampaikan Maksud
    Anak-anak yang mengalami disleksia menghadapi kesulitan dalam menyampaikan dengan jelas apa yang mereka ingin sampaikan. Contohnya, ketika mereka sedang menceritakan sesuatu, mereka bisa kesulitan menjelaskan waktu kejadian atau menunjukkan arah dengan tepat. 


Pencegahan Disleksia pada Anak


Meskipun disleksia adalah gangguan neurologis yang kompleks, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu pencegahan disleksia pada anak. Berikut adalah beberapa saran pencegahan: 

  1. Pengenalan Dini
    Identifikasi dini gejala disleksia sangat penting. Semakin cepat disleksia dideteksi, semakin baik peluang untuk mengatasi masalah tersebut. orang tua dan guru harus memahami tanda-tanda gejala disleksia dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
     
  2. Pendekatan Individual
    Setiap anak adalah individu yang unik. Jika gejala disleksia muncul, pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ini bisa termasuk dukungan dari guru, tutor, atau terapis yang berspesialisasi dalam membantu anak-anak dengan disleksia.

  3. Mendorong Minat pada Literasi
    Mendorong minat anak pada literasi sejak dini adalah langkah penting. Bacakan cerita, puisi, atau buku anak-anak secara teratur. Ajak anak untuk berbicara tentang cerita yang mereka dengar atau mereka baca.

  4. Terapi
    Terapi merupakan langkah penting untuk seorang anak yang mengalami disleksia. Tujuan terapi adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak serta membantu mereka berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya di sekolah. 

    Terapi disleksia sebaiknya dimulai sesegera mungkin setelah gejala disleksia teridentifikasi. Terapi ini melibatkan serangkaian langkah, yang mencangkup: 

  1. Evaluasi Psikologis
    Sebelum memulai terapi, lakukan evaluasi psikologis terlebih dahulu pada anak. Evaluasi ini membantu dalam menilai sejauh mana kemampuan anak sekaligus menentukan jenis terapi yang paling sesuai. Selain itu, evaluasi psikologis juga dapat mengidentifikasi masalah lain yang mungkin dialami anak, seperti ADHD atau depresi. 

  2. Program Pembelajaran Membaca 
    Program pembelajaran disesuaikan dengan tingkat keterampilan membaca anak. Tujuannya adalah membantu anak meningkatkan kemampuan membaca dengan cepat, memahami isi bacaan, dan meningkatkan kemampuan menulis. 

  3. Membentuk Strategi Pembelajaran 
    Berikut beberapa strategi belajar yang dapat diterapkan untuk anak-anak dengan disleksia: 
  1. Membaca di lingkungan yang tenang dan mendukung 
  2. Menggunakan sumber bacaan audio 
  3. Membagi pekerjaan menjadi tugas-tugas kecil yang lebih mudah dikelola
  4. Meminta bantuan dari guru atau mentor ketika dibutuhkan
  5. Bergabung dalam kelompok dukungan untuk individu dengan disleksia
  6. Memastikan anak memiliki waktu istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan fisiknya. 

Kesimpulan


Disleksia merupakan gangguan membaca yang sering mempengaruhi perkembangan literasi anak-anak. Meskipun gejala yang timbul di tiap anak berbeda-beda, namun ada gejala umum yang perlu diperhatikan, diantaranya: 

  1. Sulit membaca dengan lancar 
  2. Sulit mengenali bunyi dan huruf 
  3. Sulit dalam mengeja 
  4. Ragu dan lambat ketika berbicara 
  5. Sulit membaca dengan cepat
  6. Tidak bisa membedakan beberapa huruf yang mirip, serta 
  7. Lambat dalam menulis

Adapun pencegahan disleksia memerlukan tindakan dini dan strategi yang tepat untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan membaca dan menulis mereka. Berikut beberapa cara pencegahan disleksia: 

  1. Pengenalan atau identifikasi dini 
  2. Pendekatan individual
  3. Mendorong minat anak pada literasi 
  4. Melaksanakan terapi


Dengan pendekatan yang sesuai, banyak anak dengan disleksia dapat mengatasi gangguan ini dan menjadi pembaca yang terampil serta percaya diri. Pencegahan dan intervensi dini adalah kunci untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi literasi mereka.

Untuk mendapatkan perlindungan kesehatan terbaik di Indonesia, tidak ada pilihan yang lebih bijak daripada memilih asuransi kesehatan. Kunjungi situs resmi BNI Life untuk mengetahui lebih lanjut tentang solusi proteksi sehat terbaik yang mereka tawarkan: BNI Life - Solusi Proteksi Sehat.