Menjaga Kesehatan
Fakta Menarik tentang Operasi Usus Buntu yang Jarang Diketahui
17 Jun 2024
Fakta Menarik tentang Operasi Usus Buntu yang Jarang Diketahui
17 Jun 2024

Saat usus buntu pecah atau radang, dokter akan menyarankan untuk segera melakukan operasi. Apabila kondisi ini tidak segera ditindak, maka ada kemungkinan terjadi komplikasi yang dapat membahayakan nyawa pasien. Orang-orang sering menyebut operasi ini sebagai salah satu operasi darurat.

Biasanya, pasien usus buntu akan menunjukkan gejala sembelit dan nyeri di bagian kanan bawah perut ketika mengalami penyakit ini. Namun, bukan berarti rasa nyeri yang timbul di bagian kanan bawah perut ini selalu diakibatkan oleh usus buntu yang pecah. Untuk itu, mari kita mencari tahu lebih dalam lagi mengenai operasi darurat satu ini.


Tahapan Operasi Usus Buntu


Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur operasi ini adalah sekitar 1 jam. Umumnya, dokter akan menjelaskan terlebih dahulu tentang teknik operasi yang akan dilakukannya untuk mengobati penyakit usus buntu. Berikut adalah langkah yang akan dilakukan oleh dokter selama operasi usus buntu yang dibedakan menjadi 2 teknik tertentu, yaitu:

  1. Teknik Operasi Terbuka
    Besar sayatan di perut pada teknik operasi ini sebenarnya tidak terlalu besar, yaitu panjangnya hanya sekitar 5-10 cm saja. Sayatan ini akan menjadi jalan dokter untuk mengangkat usus buntu yang pecah atau radang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan prosedur operasinya di bawah ini:
    - Pemberian obat bius adalah langkah awal yang akan dilakukan dalam operasi ini.
    - Setelah itu, dokter mulai membuat sayatan di bagian kanan bawah perut.
    - Kemudian, dokter membuka bagian perut yang sesuai posisi usus buntu, mengikat usus buntu yang pecah menggunakan benang, lalu memotongnya.
    - Setelah usus buntu tidak pecah, dokter akan membersihkan bagian tersebut dengan menggunakan saline.
    - Lalu, dokter mengeluarkan air bilasan dan cairan tubuh lainnya yang keluar selama operasi dilakukan.
    - Setelah melakukan semua tahapan di atas, dokter akan menjahit sayatan di perut tersebut dan menutupnya dengan perban.

  2. Teknik Operasi Laparoskopi
    Hal yang membuat operasi ini berbeda dengan operasi sebelumnya adalah jumlah sayatannya yang bisa sebanyak 1-3 sayatan kecil. Selama operasi ini dilakukan, dokter akan memasukkan sebuah tabung tipis yang dilengkapi dengan alat bedah serta kamera.

    Kemudian, prosedur selanjutnya mulai dilakukan sesuai dengan tahapan ini:
    - Apabila obat bius sudah bekerja, dokter akan mulai membuat sayatan kecil di area usus buntu.
    - Untuk membuat organ tubuh pasien terlihat lebih jelas, dokter akan memasukkan gas karbon dioksida ke perut.
    - Setelah itu, dokter memasukkan laparoskop yang steril, dan mengikat, memotong, serta mengangkat usus buntu yang menjadi akar penyakit tersebut.
    - Sebelum mengakhiri operasi ini, dokter mengeluarkan dan membersihkan darah, cairan tubuh, serta gas karbon dioksida yang ada di area sayatan.
    - Untuk menyelesaikan operasinya, dokter menjahit bagian sayatan pasien dan menutupnya dengan perban.


Pemeriksaan Pasca Operasi Usus Buntu


Meskipun operasi telah berhasil dilakukan, tapi pasien masih dianjurkan untuk menginap di ruang pemulihan selama beberapa hari. Hal ini terjadi karena dokter masih harus memeriksa detak jantung serta tekanan darah pasien setelah operasi yang cukup panjang tersebut. Semua pemeriksaan pasca operasi akan dilakukan setelah pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

Setelah masuk ruang pemulihan, pasien akan diberi obat pereda nyeri yang bisa berupa suntik maupun obat minum. Hal ini dilakukan untuk meredakan rasa nyeri yang muncul di bagian jahitan perutnya. Bahkan, jika diperlukan dokter juga akan memasukkan selang melalui hidung pasien, untuk mengeluarkan cairan yang masih tersisa di dalam perut.

Umumnya, pasien akan menginap di ruang pemulihan selama 1-2 hari. Untuk membantu proses pemulihan pasca operasi usus buntu, dokter dan perawat di rumah sakit akan melakukan beberapa hal di bawah ini:

  1. Mengecek dan menjaga luka jahitan pasien agar selalu kering dan bersih.
  2. Memastikan pasien tidak melakukan aktivitas berat yang dapat membuat kondisinya menurun.
  3. Memberikan pasien obat pereda nyeri yang sesuai dengan resep dokter.
  4. Memastikan pasien tidak kehilangan nafsu makan setelah operasi usus buntu.

Risiko Infeksi Pasca Operasi


Bukan hanya obat pereda nyeri, tapi dokter biasanya juga akan memberi obat antibiotik yang boleh diminum setelah operasi dilakukan. Obat antibiotik ini nantinya bisa mencegah terjadinya infeksi pasca operasi usus buntu. Selain obat antibiotik, menjaga kebersihan jahitan juga dapat mengurangi risiko infeksi pasca operasi.

Untuk mengetahui apakah kamu mengalami infeksi pasca operasi atau tidak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi tanda-tanda infeksi pasca operasi:

  1. Muncul kemerahan di bagian bawah kanan perut atau perubahan warna di sekitar jahitan.
  2. Terjadi pembengkakan di sekitar sayatan tanpa alasan yang jelas.
  3. Mengalami demam tinggi atau di atas 38,3 derajat celsius.
  4. Kehilangan selera makan, sembelit, dan kerap kali mengalami kram perut.
  5. Muntah dan timbul rasa mual yang tidak kunjung hilang.

Jika kamu mengalami tanda-tanda ini setelah melakukan operasi usus buntu, maka kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter. Jangan menganggap remeh tanda-tanda ini, karena hal itu dapat membuat kesehatan kamu semakin menurun atau bahkan dapat mengancam nyawa kamu.


Operasi usus buntu merupakan salah satu jenis operasi darurat yang dilakukan untuk mengangkat usus buntu yang mengalami peradangan atau pecah. Prosedur operasi ini terbagi menjadi 2 teknik yang berbeda, yaitu terbuka dan laparoskopi. Pasien dapat menentukan sendiri teknik operasi mana yang akan dilakukannya, setelah dokter menjelaskan tentang kedua teknik tersebut secara jelas.